Asik judulnya muahahahah.
Pas awal tahun, gue sempet iseng nontonin soal mualaf dari Korea - kemudian lanjut soal Muslim Korea yang udah mualaf dari lama. But that's it. Just a one-time thing.
Dua minggu belakangan, gue terhibur banget sama Tik Tok only Muslims Understand aka funny tik tok muslim gitu. Banyak kompilasinya di YouTube hahaha. Gue jadi tau istilah2 dalam bahasa Arab yang ternyata sama aja cuma pelafalannya yang beda seperti wudu, shalah, dll.
Mostly Arabic, African, or Brown Muslims yang bikin tik toknya. Kocak-kocak parah asli.
Nah.
Karena algoritma itu magic, gue jadi ngeklik cerita Muslim Convert kulit putih buahahahah. Gue baca-baca di kolom komen, daripada pake kata "convert" mending pake kata "revert" karena "everyone was born Muslim, cuma emang jalannya beda-beda" yang menurut gue... alright. Masuk akal, bisa gue terima. Tapi... ntar dulu lah lol.
Menurut kesimpulan gue, ada dua tipe Muslim Convert yang gue tonton.
1. Karena mereka traveler dan traveling ke negara-negara Muslim seperti Pakistan, negara muslim di Afrika dan bahkan Eropa kek Uzbekistan dan Turki. Dari traveling, mereka penasaran. Orang yang penasaran pasti mencari tahu, and that's what they did. Comprehensively.
2. Karena mereka tuh ngerasa hampa. Mereka cerita kalo agama yang dipeluk sebelumnya gak bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mereka miliki.
Ada juga yang dulunya nggak punya agama pun merasakan hal yang sama; hampa, hidup kok nggak ada purpose ye... Gituh. Dan karena berteman dengan Muslim, pacaran sama Muslim, atau beneran dikasih hidayah lewat mimpi, akhirnya mereka coba pelajarin Islam and the rest is history.
Anyway, tujuan gue nulis entri ini adalah... self-reflection. Alhamdulillah gue pernah berkesempatan umroh di tahun 2015 silam, sebuah perjalanan yang nggak cukup cuma satu kali. Dulu gue belom memaksimalkan waktu yang ada buat beribadah, makanya gue harus kembali lagi ke sana aamiin.
Gue nggak bakal waxing poetry soal gimana para Muslim Convert dari negara barat, latin atau asia sana yang beneran menerapkan kewajiban dengan taat. Setaat itu. Bagi gue yang perempuan; berhijab, karena keinginan berhijab harus datang dari diri sendiri, dan gue belom memilikinya sama sekali. Bukan soal hijab atau ketaatan beragama mereka, tapi lebih ke gimana gue yang emang beragama Islam sejak lahir tuh bisa dibilang taking something that I can't exactly name about my religion, for granted.
Kurang menghargai atau bahkan tidak menjalani; padahal yang wajib dan sunah dalam agama gue ini ada untuk kebaikan gue sendiri sebagai umatnya.
Apa yang mereka para Muslim Convert baru tahu, literally they just found out, gue sebagai Muslim sejak lahir tuh ya udah tahu dari dulu. Tapi gue harus nontonin mereka yang terkaget-kaget, kagum dan seyakin itu akan kebaikan yang ada baru gue merasa ditohok; oh.
Oh, iya.
Ya lo sholat jangan buru-buru lah. Lo berdoa ya yang bener, take your time. Lo baru tau soal XYZ dalam Islam? Lo baca di Al Qur'an atau lo google juga bisa. Lo tuh kurang banget ilmunya.
Gitu.
Dibilang malu ya bukan sih. Tertohok, karena itu tadi; I took my religion for granted because I have lived with it my whole life, I didn't try to learn more since I knew the basic right from the start. Nangkep nggak 'kegalauan' gue? Asek.
Buat gue yang masih berusaha untuk lebih taat, dengan izin Allah gue melihat hal ini sebagai motivasi.
See you tomorrow!
No comments:
Post a Comment