Sunday, November 11, 2018

teman yang berpulang


gue masih nggak bisa percaya, tbh.

beritanya dateng ketika gue lagi nyantai sore di kasur, capek setelah bepergian ke gramedia matraman, hujan deras, macet, gue lagi pilek parah, nggak dapet buku yang cihuy - dan apa yang disampaikan lewat whatsapp bukan hal baru, tapi ini terjadi lagi. not that it's inevitable to all of us, but still.

dia salah satu temen gue sejak SMA kelas 2 dan kita sekelas lagi di kelas 3. ketika gue kuliah di jogja, kebetulan dia wisata dan ngajak gue ketemuan di tahun 2013. we had a good time with her own college friends, i still have the post in my instagram.

kebayang nggak? lo lagi lumayan kzl karena hari sabtu yang seharusnya cihuy tapi nggak cihuy karena macet hujan deras dll, dan berita itu dateng. nggak pake babibu. tanpa tedeng aling-aling.

gue masih dalam stage pertama tbh. 7 stages of grief. shock and denial. gue nggak percaya. gue masih inget banyak hal yang kita lalui bersama, kata-kata yang pernah lo ucapkan, gimana lo begadang sampe pagi cuma buat baca naskah novel perdana gue yang ditolak oleh gagasmedia itu dan bilang kalo jalan ceritanya seru banget makanya lo begadang, gimana lo menitikkan air mata di lembar-lembar terakhir novel termenye sejagad 'a walk to remember' karya nicholas sparks yang lo pinjem dari gue, gimana kita dulu, berlima, naif dan nggak tau apa-apa, berencana buat liburan ke australia dan mimpi buat bertahan hidup di sana dengan cara ngamen karena teman kita bisa main gitar dan nyanyi dan kita nggak tahu soal visa.

gimana lo adalah salah satu pencetus teteisme yang terkenal itu.

terus lo berpulang kemarin.

kemarin hujan deras banget. gue mikir, ah, tadi kan hujannya gede banget. terus lo gimana?

dan hari ini, hari minggu, gue harus masuk kerja. ketika gue di lift sendirian, ketika gue di toilet, ketika gue ambil wudhu... gue kepikiran... dia udah nggak ada. umurnya berhenti di 26. dia udah nggak bisa jalan lagi kayak gini, mencet tombol, ngetik, nyisir rambut. udah. selesai.

and that fucking hurts. seriously. what's left of my heart fucking aches, even now. nggak tau buat siapa, tapi kayaknya buat dia dan diri gue, buat semua orang yang gue kenal. ketika lo berpulang, yaudah. selesai. lo nggak tau kapan. makanya, if it's not gonna matter in 5 years don't spend more than 5 minutes upset by it. YOLO, beneran. it's another reminder. lo hidup apa sih yang dicari? apa sih yang lo takutin?

thank you, dida. semoga dilapangkan jalannya, ya, please know that i'll remember you well. very, very well.





I (F/30) am my father's son

when he actually has two.                         My 9 years junior dislikes his middle name, cutely given after a French legend because our...