Saturday, May 12, 2012

agatha christie (lagi)







kiri atas: misteri sittaford (the sittaford mystery)
kanan atas: saksi bisu (dumb witness)
bawah: satu, dua, pasang gesper sepatunya (one, two, buckle my shoe)

selama bertahun-tahun mengarungi jagad per-agatha christie-an (sesekali berhasil nebak siapa pembunuh sebenarnya), baru kali ini gua seriusan ngakak baca novel detektif.

ngakak.
beneran.

biang keladinya adalah satu, dua, pasang gesper sepatunya (one, two, buckle my shoe) ; bener-bener humor jenius kalo menurut gua. guyonannya condong ke sarkasme, dan di novel ini pula gua pada akhirnya bisa maklum kalo poirot itu yah. manusia. bisa nyebelin, bisa dibuat kesel juga. fucking awesome. hands down, ini novel agatha christie terfavorit gua, tiga besar. sinting.
sayangnya gua nggak bisa ngasih quote-quote segala rupa, karena nggak bakalan nancep 'feel' kocaknya. gua sendiri baru nyadar kalo novel ini lucu setelah halaman ke dua puluh-an. subliminal.


misteri sittaford (the sittaford mystery) agak nyerempet humornya, nyaris sama kayak sepatu, tapi gak terlalu kentara. tokoh utama ceweknya dahsyat; cantik, pintar memanfaatkan situasi (dan kecantikannya), simpatik, tipe cewek yang bisa nge-handle apapun dengan kepala dingin (meski ada juga momen-momen dia terbawa emosinya, biasalah). gua salah nebak siapa pembunuhnya. tapi nggak masalah, gua jadi bisa ngebayangin sebuah desa terpencil di bagian inggris yang bahkan sebenarnya udah sangat terpencil; ada losmen, bungalo-bungalo, veteran perang yang kaya tapi pelit, stasiun kecil, konspirasi, salju, tradisi minum teh, fakta ternyata meskipun orang inggris terkenal akan sikap kaku alamiah mereka ada pula penggosip-penggosip pada umumnya.
tete lah.

karena aspek apa lagi dari novel-novel grandmama agatha christie kalo bukan watak-watak bangsat dari karakter yang terlibat?
dalam saksi bisu (dumb witness) manusia itu menarik, sodara-sodara, dan gua suka - bukan, muja - agatha christie karena dia adil dalam menghidupkan karakter-karakter fiksinya; semuanya abu-abu, motherfucker, punya motif yang patut dipertanyakan terus menerus, tapi tetep manusiawi. misalnya ketamakan, rasa iri, rasa ingin tahu kelewat besar, arogansi (bener gak tuh bahasa indonesianya), dan watak lain yang lo tau lo punya tapi selalu lo usahain gak terekspos ke temen-temen lo.

bonus kerennya?
cover novelnya.
gua inget waktu gua masih SD. cover novel-novel agatha christie punya mami dan ete gua nggak kayak yang di atas, dan nggak kayak yang sebelumnya udah pernah gua post (terbitan baru juga, hasil manipulasi stock photo dan yang menurut gua kurang kece kurang menampakkan kehebatan isi ceritanya oke?)
covernya berevolusi. dulu gua takut setengah mampus sama cover yang gambarnya kartu, kepala boneka bayi yang matanya hilang sebelah, plus jarum (kayaknya). gua kira itu novel cerita setan.
terus ada cover "curtain: poirot's last case" itu ilustrasi muka poirot a la dwi koen. bangsat itu cover terbaik buat gua, karena akhirnya gua bisa punya visualisasi oom poirot itu kayak gimana.
visualisasi poirot di film-film dan komik (benar, agatha christie ada komiknya* tete ayam) itu dia gembrot. bah.









* oom poirot (baca: pwareuw . sial, susah emang) yang sebelah kanan.













2 comments:

  1. lumayan oke reviewnya. yang One, Two, Buckle My Shoe kayanya harus saya cari

    ReplyDelete
  2. wajib, saudara. wajib. tersedia di gramedia dan togamas terdekat.

    ReplyDelete

I (F/30) am my father's son

when he actually has two.                         My 9 years junior dislikes his middle name, cutely given after a French legend because our...